Kehamilan Serotinus, Kondisi Kehamilan Lebih mengenai 42 Minggu

Kehamilan Serotinus, Kondisi Kehamilan Lebih mengenai 42 Minggu Kehamilan Serotinus, Kondisi Kehamilan Lebih mengenai 42 Minggu

Moms, kehamilan post-term pregnancy atau kehamilan serotinus bisa memengaruhi perkembangan janin bagai kematian janin, berat badan meningkat terus engat meninggal dempet dalam kandungan karena kekurangan zat makanan selanjutnya oksigen.

Apa itu Kehamilan Serotinus?

Kehamilan serotinus atau juga disebut postterm merupakan kehamilan lewat giliran demi umur kehamilan senyampang 294 hari (42 minggu).

The American College of Obstetricians and Gynecology juga menjelaskan biasanya lama rata-rata kehamilan atau 280 hari atau 40 minggu. Bila lebih maka masuk ke kehamilan serotinus.

Dalam kepenuhan kasus, kejadian kehamilan serotinus tidak dipahami memakai baik. Faktor risiko yang diketahui untuk kehamilan serotinus merupakan kehamilan postterm sebelumnya, nulipara, usia ibu lebih dengan 30 tahun, memakai obesitas.

Penyebab Kehamilan Serotinus

Mengapa seseorang memiliki kehamilan akan terterus lama? Seloyalnya apa penyebab kehamilan serotinus?

1. Tanggal Konsepsi Salah Hitung

Dilansir melalui birthinjuryguide.org, salah satu penyebab kehamilan serotinsu adalah karena tanggal konsepsi yang dihitung secara tidak adil.

Menurut Dr Asmita Mahajan, konsultan neonatologi dan dokter anak cucu, Rumah Sakit SL Raheja, alpa satu hal terutama adapun harus dilakukan ketika Moms menduga bahwa kehamilan telah melampaui hari perkiraan lahir dekat luar usia kehamilan 40 minggu adalah kembali memeriksa kadarl menstruasi terakhir Moms.

Meskipun tidak pernah ada jaminan jenjangl lahir bayi, USG dini bagi memberikan gambaran bahwa lebih saling menolong tentang kapan orang tua dapat mengharapkan kedatangan Si Kecil.

2. Faktor Medis

Selain itu, ada agak penyebab kehamilan serotinus yang berpusat dari factor medis. Faktor medis tersebut diantaranya:

3. Insufisiensi Plasenta

Penyebab kehamilan serotinus terakhir adalah insufiensi plasenta. insufisiensi plasenta, dapat selaku faktor penyebab kehamilan adapun sangat lama, tetapi juga merupakan cela satu risiko utama.

Ini karena cukup saat seorang wanita telah mencapai 37 minggu kehamilan, plasenta tidak dapat tumbuh lebih pol, dan akurat-akurat berhenti bergiat secara efektif.

Hal ini dapat menyebabkan bayi mulai mengalami kekurangan oksigen lewat nutrisi semakin lama mereka berada antara paling dalam rahim.

Risiko Kehamilan Serotinus

Menurut American Academy of Family Physicians (AAFP), ada berlebihan risiko dari kehamilan serotinus menyertai hal itu berbahaya, termasuk:

1. Makrosomia Janin

Makrosomia janin mengacu dalam bayi dengan berat lebih ketimbang 8 pon, 13 ons saat lahir. Ini berarti bayinya luar biasa kelonggaran kalau usia kehamilannya.

Bayi adapun luar biasa kelonggaran dapat menyebabkan mamelenceng semasih persalinan berikut melahirkan. Ini juga dapat menyebabkan diabetes, obesitas, berikut sindrom metabolik cukup masa kanak cucu-kanak cucu.

Ibu juga berisiko saat melahirkan bayi besar. Mereka mungkin mengalami ruptur uteri, laserasi genital, maka pendarahan berlebihan setelah melahirkan.

Penting bagi dokter untuk memilih opsi persalinan beserta persalinan tertulus untuk makrosomia janin.

Jika persalinan berlangsung lama atau bayi terjebak hadapan jalan lahir, mereka berisiko mengalami cedera lahir yang serius ibarat cedera pleksus brakialis, kekurangan oksigen, kerusakan saraf, dan kerusakan otak.

Kehamilan lewat era dapat melakukan risiko bayi agam lebih agam karena bayi terus tumbuh pada terdalam rahim selepas hari perkiraan lahir.

2. Aspirasi Mekonium

Aspirasi mekonium ditandai dengan bayi menghirup cairan ketuban dengan mekonium (kotoran bayi hangat lahir) selama persalinan dengan pelahiran.

Umumnya, bayi mengeluarkan mekonium (buang air besar esensial mereka) terdalam beberapa hari esensial setelah lahir.

Namun, bayi nan lahir tinggal giliran lebih cenderung buang air agung saat masih paling dalam kandungan. Inilah nan menyebabkan kondisi nan dikenal jadi sindrom aspirasi mekonium. Anda mungkin pun mendengar istilah cairan ketuban bernoda mekonium.

Aspirasi mekonium sangat berbahaya. Mekonium kental dengan lengket, dengan dapat menyumbat saluran udara bayi. Ini juga dapat menyebabkan kekurangan oksigen, radang paru-paru dengan infeksi paru-paru.

Meskipun jarang, hal itu juga dapat menyebabkan hipertensi pulmonal persisten dekat bayi aktual lahir (PPHN) dan kerusakan otak permanen.

3. Risiko menjumpai Ibu

Ibu doang berisiko mengalami macela medis yang berbahaya jika kehamilan mereka berlanjut melewati 40 minggu.

Ibu berisiko mengalami komplikasi semasa persalinan bersama melahirkan, serta komplikasi nan dapat mempengaruhi kesehatannya setelah melahirkan.

Risiko paling umum bagi ibu terditerima pendarahan pascapersalinan, infeksi bakteri, cedera perineum selanjutnya kemungkinan memerlukan operasi caesar (operasi caesar).

Cara Mengatasi Kehamilan Serotinus

Foto: Orami Photo Stock

Dokter serta rumah kusam akan melakukan serangkaian test sebagai cara mengatasi kehamilan serotinus, yaitu:

1. Penghitungan Gerakan Janin

Ini melacak tendangan selanjutnya gerakan bayi. Perubahan jumlah atau frekuensi dapat berarti bayi yang sedang berkembang sedang mengalami stres.

2. Tes Non-Stres

Tes ini mengamati bagaimana detak jantung bayi Anda meningkat seiring dengan gerakan bayi. Ini adalah tanda kesehatan bayi dalam kandungan.

3. Profil Biofisik

Tes ini menggabungkan tes non-stres memakai USG menjumpai melihat kesejahteraan Si Kecil.

4. USG

Tes ini menggunakan gelombang suara frekuensi luhur bersama komputer untuk melangsungkan gambar pembuluh darah, jaringan, bersama organ. USG juga digunakan untuk mengikuti pertumbuhan bayi Anda yang sedang berkembang.

5. Studi Aliran Doppler

Ini adalah jenis ultrasound bahwa menggunakan gelombang suara demi mengukur aliran darah. Tes ini biasanya digunakan jika bayi bahwa sedang berkembang tidak tumbuh secara normal.

Jika tes menemukan bahwa tidak sembuh bagi bayi yang sedang berkembang bagi tetap berada di rahim. Rumah remuk dapat menginduksi persalinan bagi melahirkan bayi. Dokter doang hendak berbicara beserta Moms tentang keputusan bagi menginduksi persalinan.

Setelah persalinan dimulai, dokter atau bidan bagi memantau detak jantung bayi lewat monitor elektronik.

Hal ini dilakukan menjumpai mengawasi perubahan detak jantung yang disebabkan karena kadar oksigen yang rendah. Moms mungkin memerlukan operasi caesar jika kondisi bayi Anda berpindah.

Amnioinfusion kadang-kadang digunakan selama persalinan jika hanya ada sedikit cairan ketuban atau jika bayi menekan tali pusar.

Cairan steril dimasukkan ke dalam rahim dengan tabung berlubang (kateter). Cairan tersebut membantu menggantikan cairan ketuban selanjutnya dalam bantalan bagi bayi selanjutnya tali pusat.

Kehamilan antara 40 minggu dan 41 minggu kehamilan tidak selampau memerlukan pengujian, tetapi akan 41 minggu, dokter kandungan bidan dapat merekomendasikan pengujian.

Tes ini dapat dilakukan setiap minggu atau dua kali seminggu. Tes nan sebandingmungkin perlu diulang atau tes nan berkelainan mungkin perlu dilakukan agar terhindari akan risiko kehamilan serotinus.

Nah. itulah informasi berkuasa seputar kehamilan serotinus yang perlu Moms ketahui. Jika mengalami tanda-tandanya, segera konsultasikan beserta dokter kandungan ya.